Budaya Organisasi, Definisi dan Tipologi

  • Post author:
  • Post category:Artikel

Definisi Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan suatu nilai keyakinan, norma dan perilaku yang dimiliki bersama dalam suatu organisasi (Gibson, 2006). Oleh karena itu setiap organisasi memiliki suatu budaya yang masing-masing berbeda satu sama lain. Budaya organisasi, disamping kemampuan untuk mengintegrasikan kegiatan sehari-hari karyawan untuk mencapai tujuan yang direncanakan, juga dapat membantu organisasi beradaptasi dengan baik untuk lingkungan eksternal untuk respon yang cepat dan tepat ( Draft, 2001).

Dari definisi budaya organisasi atau perusahaan bisa dilihat bahwa, perumusan budaya suatu perusahaan didasarkan pada pengalaman perusahaan tersebut dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, yang kemudian biasanya menjadi gambaran ideal bagaimana perusahaan menghadapi masalah pada waktu yang akan datang. Karena masalah yang dihadapi oleh satu perusahaan dan perusahaan lain berbeda, serta berbeda pula gambaran atau pandangan ideal dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, maka perumusan budaya antar perusahaan pun berbeda pula.

Tipologi Budaya Organisasi

Karena masalah yang dihadapi oleh suatu perusahaan dan perusahaan lain berbeda pula gambaran atau pandangan ideal dari suatu perusahaan dengan perusahaan lain, maka perumusan budaya antar perusahaan pun berbeda pula. Mcneese dan Smith (1996), memberikan beberapa dimensi independen budaya organisasi yang dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk menggambarkan budaya organisasi

Dimensi-dimensi itu antara lain:

  1. Budaya berinteraksi pekerjaan adalah lawan budaya berorientasi karyawan (Job-oriented versus employee-oriented cultures)
  2. Budaya profesional lawan budaya parochial (Profesional versus parochial cultures)
  3. Budaya sistem terbuka lawan budaya sistem tertutup (Open System versus closed system cultures)
  4. Budaya kontrol lawan budaya longgar (Tightly versus lossely controlled cultured)
  5. Budaya pragmatis lawan budaya normatif (Pragmatic versus normative cultures)

Dimensi ini menggambarkan fleksibilitas atau kekakuan cara mencapai kesuksesan dalam kaitannya dengan lingkungan, khususnya pelanggan. Pada budaya, pragmatis cara yang digunakan adalah fleksibel, sedangkan pada budaya normatif cara yang digunakan lebih kaku.